Menurut Bussiness Insider, permukaan Mars sangat kaya dengan zat kimia yang disebut perklorat. Zat ini terbentuk dari garam berbeda dari Bumi yang menyebabkan air cair kadang mengalir dari Mars meski ada tekanan atmosfer dari planet. Zat ini juga bisa digunakan sebagai bahan bakar roket bahkan juga bisa digunakan sebagai bahan membuat listrik dan oksigen manusia.
Sayangnya, perklorat juga dihubungkan dengan efeknya yang berbahaya pada kesehatan manusia. Zat ini mungkin menyebabkan hipotiroid dan membentuk anemia.
Zat kimia ini diidentifikasi pesawat tak berawak Badan Antariksa Amerika (NASA), Phoenix, pada 2009. Sejak saat itu, ilmwuan menyebut garam bisa ditemukan di mana pun di Planet Merah. Faktanya, garam ini bahkan lebih berlimpah ketimbang pasir dan tanah Mars sebanyak 10 ribu kali lipat.
Penemuan ini membantu ilmuwan untuk menyibak fakta bahwa air cair bisa hadir di Mars dan mengubah permukaan planet. Karena tipisnya atmosfer Mars, air murni hanya bisa didapat dari es atau penguapan di atas permukaan. Namun penguraian garam juga bisa mengubah kimia, pada saat-saat tertentu memungkinkan air cair mengalir ke danau atau sungai.
"Perklorat bisa memegang kunci untuk memahami air bawah tanah, dan pada gilirannya mikroorganisme memberikan wawasan biologi ruang angkasa. Selain itu, bisa membantu menentukan situs yang tepat untuk mendarat dan posisi koloni manusia, dan 'mengubah' desain Mars menyerupai Bumi," tutup Discover.
